Minggu, 18 Januari 2009

Gaza (yang selalu) Berdarah

Ah, gue kudu nulis lagi catatan harian dengan tema yang kesal dan marah. Kali ini gue kudu nulis di diary gue tentang kota kecil di sudut Palestina, Gaza namanya. Wilayah yang makin hari makin nyusut dicaplok Israel. Kalo elo nyari di peta dunia, nama negara Palestina nggak ada. Nama daerah itu diganti dengan Israel. Yup, Israel yang menjajahnya sejak 1948 dicantumkan sebagai negara yang berdaulat dan diakui secara internasional. Ah, ini pasti politik konspirasi, bro!

Bro, gue miris juga mo nulisin jumlah korbannya. Sampe kemarin aja, tanggal 3 Januari 2009, korban rakyat Palestina udah mencapai lebih dari 450 orang (belum termasuk ribuan yang luka-luka). Nggak tahu deh sekarang. Mudah-mudahan yang justru nambah banyak yang tewas adalah tentara Israel. Kalo mereka berani perang darat dengan mengerahkan tank-tank mereka, insya Allah rakyat Palestina, baik sipil maupun milisinya siap meremukkan mereka.

Meski demikian, gue juga tetap berharap bahwa seluruh pemimpin negeri-negeri muslim mengirimkan tentaranya lengkap dengan senjata mematikan untuk menghancurkan Israel yang sok jagoan itu. Gue nulis ini emang kesel banget. Soalnya kalo cuma ngutuk (eh, gue termasuk cuma bisa ngutuk Israel nggak ya?), Israel makin berani. Seharusnya, para pemimpin negeri-negeri muslim, khususnya yang negaranya berada di kawasan yang ‘mengepung’ Israel segera mengirim pasukan membantu rakyat Palestina. Iran misalnya, Pak Ahmadinejad gue harap jangan cuma omdo aja atau sekadar gertak Israel. Tapi buktikan kalo memang ingin menjadi pelindung kaum muslimin. Kerahin deh tuh ribuan tentaranya berserta senjata nuklir yang dimilikinya. Gue pikir, Iran pastinya bisa kecuali masih takut ama Amerika.

Arrgh… gue marah. Sayangnya, kemarahan gue cuma bisa ditumpahkan dalam tulisan di sini. Di catatan harian gue yang kemudian dimuat di buletin gaulislam ini. Tapi, semoga amal gue yang sedikit ini mampu memberikan manfaat untuk menyadarkan umat manusia, khususnya kaum muslimin. Coba deh tuh negeri-negeri produsen minyak di Timur Tengah kompakan boikot kiriman minyak ke Amerika Serikat. Nggak usah lama-lama, sebulan aja. Pasti deh industri Amerika keteteran dan bangkrut. Maklum, penduduk Amerika paling boros menggunakan BBM.

Tapi yang terjadi, para pemimpin kaum muslimin yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam) atau dalam bahasa Inggrisnya OIC (Organisation of the Islamic Conference) belum banyak bergerak untuk mengirim pasukan melawan Israel. Dalam banyak kasus juga begitu. Lebih seneng diam, duduk, bengong, ngupil, kentut, tidur. Pas bangun baru nyadar dan bilang: Oo.. I See (ini plesetan OIC yang menjadi: Oh.. saya lihat…). Ya, cuma liat doang fakta yang sedang terjadi. Udah gitu tidur lagi deh. Ah, gue bener-bener marah. Apa susahnya sih kirim pasukan untuk nyerang Israel. Nggak usah takut ama DK PBB, wong Israel aja berani menginjak-nginjak HAM. Iya nggak sih?

Jangan lupakan Palestina!

Gue ngerti kok. Emang masalah dunia Islam bukan cuma Palestina. Terlalu banyak untuk disebutkan. Catatan harian gue dalam satu buku kecil yang udah lecek ini nggak bakalan cukup untuk nampung semua masalah. Tapi kita punya prioritas amal mana yang mendesak dan mana yang diendapkan sementara. Apalagi kita punya banyak saudara, seharusnya bisa sinergi untuk bela saudara yang lain. Buat yang dekat dengan wilayah Gaza, ya bantu deh dengan tenaga dan senjata. Buat yang jauh dari sana, titipkan bantuan dalam bentuk dana dan obat-obatan untuk saudara kita di sana. Sambil berdoa juga semoga para tentara Yahudi Israel itu cepet binasa.

Gue berharap kejadian ini bisa menyadarkan kita semua tentang ukhuwah, tentang kondisi yang ada saat ini, ketika kaum muslimin dihabisi satu persatu oleh musuh-musuh Allah. Israel itu penjajah dan Palestina adalah negara yang terjajah. Jangan lupakan Palestina, meski secara aturan nasionalisme hal itu berbeda wilayah, aturan, dan negara. Sehingga menghalangi keterlibatan kaum muslimin di antara negeri-negeri muslim yang ada. Padahal, sebagai kaum muslimin, kita disatukan dengan ikatan akidah islamiyah. Tentu saja, ikatan ini lintas batas. Tak ada ada lagi penghalang di antara saudara kita sesama muslim, meski jarak dan negara memisahkan kita saat ini. Tapi hati dan pikiran kita tetap bersama dan bersatu. Cuma sayangnya perasaan dan pikiran itu hanya terpapar di kalangan kaum muslimin sebagai rakyat biasa, bukan sebagai penguasa. Sehingga kekuataannya kurang terasa.

Ah, andai saja negeri-negeri Islam ini bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah dan dipimpin oleh seorang khalifah, maka para penghalang Islam akan segera dihancurkan tanpa perlu merundingkan terlebih dahulu yang biasanya perundingan itu berakhir dengan pilihan damai. Payah!

Gue baca kisah Khalifah Abdul Hamid II yang pernah berkomentar dengan tegas, tatkala Theodore Hertzl (penggagas gerakan Zionis) meminta tanah Palestina di tahun 1897,? “Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku.” Dalam syair lagu “1924″ yang dibawakan Soldiers of Allah (grup hip-hop Islam asal California) ditulis: In 1901 the kufar went to Sultan Abdull Hamid the II and offered to pay tremendous amount of money to the Islamic State for Palestine. Sultan Abdull Hamid the? II replied: I am not going to give one inch of Palestine to the jews as Palestine is not mine give but it belongs to the Ummah and Ummah have shed blood to defend this land but if one day the Islamic State falls apart then you can have Palestine for free but as long as I am alive I would rather have my flesh be cut up then cut out Palestine from the Muslim land I will not allow any carving up while we are alive!!!!!

Great! Gue rindu pemimpin tegas kayak Khalifah Abdul Hamid II. Saat ini, derita demi derita terus mendera kaum muslimin. Bukan hanya di Palestina, tapi di seluruh dunia, lengkap dengan problem masing-masing. Di Palestina, Irak, Afghanistan, Kashmir, Chechnya, Pattani, Moro dan belahan dunia lain yang senasib dengan mereka harus berjuang mempertahankan kemuliaan sebagai muslim dan demi tegaknya Islam. Mereka mengangkat senjata melawan kedzaliman. Di sini, di negeri ini, masalahnya bukan peperangan, tapi didera krisis penodaan akidah Islam, kriminalitas, seks bebas, narkoba, pelacuran, korupsi, ekonomi, dan masih banyak yang betah dengan sistem kufur dan sejenisnya. Sumpah, problem kita sebagai kaum muslimin banyak banget. Tapi kudu diakui bahwa saat ini, yang paling menyita perhatian adalah soal Palestina. So, jangan lupakan saudara kita di sana. Kita bagi-bagi tugas dalam semua persoalan ini. Pasti setuju kan?

Bro, tentang Palestina ini, sebetulnya sudah dilindungi pula dengan sebuah perjanjian di masa Khalifah Umar bin Khaththab. Saat itu Khalifah Umar membuat perjanjian yang terkenal dengan nama a- Ihdat al-’Umariyyah (perjanjian Umar), yang berbunyi, “…atas nama Islam dan kaum Muslim. Isinya antara lain, ‘Tidak boleh seorang Yahudi pun tinggal bersama kaum muslimin di Baitul Maqdis.” (Ibnu Jarir ath-Thabari, Tarikhul Umam wal Muluk, pada judul “Iftitah Baitul Maqdis”-Penaklukan Baitul Maqdis)

Kini, Gaza dibombardir. Sementara kita kaum muslimin hanya mampu diam. Saudara kita di perbatasan yang dengan Gaza tak bisa bergerak ke sana karena penguasa negara masing-masing masih menahannya. Tanpa andil dari kita semua, Gaza mungkin akan selalu dibanjiri darah para syuhada (insya Allah). Kita pantas untuk berpikir dan merenung. Apakah selama ini kita sudah cukup peduli?

Klaim Israel atas Palestina bohong belaka!

Bro, setelah Khilafah Islamiyah (pemerintahan Islam) runtuh, orang-orang Yahudi seperti menuntut balas. Maka dalam kondisi kaum muslimin yang lemah mereka berusaha mencari dukungan Amerika dan PBB untuk mendirikan negara Israel Raya. Kamu bisa simak bagaimana para kekentong alias pentolan Yahudi ‘bersuara’ untuk mengesahkan tindakan brutal mereka dalam merampok tanah Palestina. “Negeri ini berdiri semata-mata akibat janji Tuhan sendiri. Oleh karena itu, meminta? pengakuan atas keabsahannya tentulah tindakan yang menggelikan,” teriak Golda Meir, PM wanita Israel pertama dengan sewotnya.

Terus gue juga baca pernyataan seperti ini: “Negeri ini telah dijanjikan kepada kita dan karena itu berhak sepenuhnya atas tanah itu,” ujar Menachem Begin. Bro, orang inilah yang berhasil menggiring Presiden Anwar Sadat ke meja perundingan Camp David yang direkayasa oleh Amerika dan Israel sendiri. Gue kesel banget soal ini. Tapi, itu semua udah terjadi.

Seperti satu suara dengan teman-temannya, Moshe Dayan, jenderal Israel yang terkenal keji dan selalu menutup sebelah matanya berkomentar tak kalah menyakitkan, “Jika terdapat buku injili, serta bangsa injili, maka haruslah ada pula negeri injili,” Dan ada satu lagi pernyataan yang bikin ‘gerah’ kaum muslimin, “Negeri ini merupakan rumah historis bangsa Yahudi,” demikian pernyataan dalam memorandum organisasi Zionis tahun 1919. Wah, keterluan sekali Zionis yahudi ini. Memang kurang ajar! ‘Kutu kupret!’

Tapi benarkah alasan mereka itu? Bohong besar! Gue baca buku tentang konflik Israel-Palestina. Elo kayaknya perlu tahu deh pernyataan yang dilontarkan oleh Dr. Roger Geraudy, seorang intelektual Nasrani asal Perancis yang kemudian masuk Islam, “Ia (bangsa Israel) sama sekali tidak mempunyai keabsahan, baik secara historis, injili, maupun yuridis untuk berdiri di tempat yang ia tegakkan sekarang ini,” tegasnya dalam buku yang ditulisnya, The Case of Israel a Study of Political Zionism.

Jadi dengan demikian memang tanah Palestina itu adalah milik kita, kaum muslimin. Setiap jengkal dari tanah milik kaum muslimin nggak boleh sama sekali dikuasai oleh orang-orang kafir. Nekat menjarahnya berarti urusannya darah. Gue setuju ini. Gue udah nggak tahan lagi ngeliat penderitaan saudara-saudara seakidah yang dibantai tanpa perlawanan berarti. Perang, memang selalu mengerikan, tapi jika itu melawan musuh-musuh Allah Swt. dan RasulNya, ketakutan dan kengerian bukan lagi menjadi alasan untuk diam. Wahai saudara-saudaraku para pemimpin negeri-negeri muslim, kembalikan kemuliaan Islam dengan wujud pembelaan kalian kepada kaum muslimin di Gaza saat ini. Kerahkan ribuan tentara yang terlatih lengkap dengan senjata mematikan. Damn Yahudi Israel!

Akhiri penjajahan Israel dengan jihad!

Gue berharap, semoga kenyataan yang ada saat ini menjadi cambuk bagi kita semua yang cuma bisa bengong. Semoga kenyataan ini juga menyadarkan pemimpin negeri-negeri muslim untuk bersatu padu dalam menghancurkan Israel. Sebab, arogansi militer Israel harus dilawan dengan jihad kaum muslimin. Nggak ada pilihan lain.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman” (QS at-Taubah [9]: 14)

Semoga saja dengan banyaknya seruan jihad dari kaum muslimin di seluruh dunia, khususnya yang dimotori para ulama bisa menyadarkan para penguasa negeri-negeri muslim untuk berjuang mengerahkan tentaranya lengkap dengan persenjataan mereka untuk berjihad melawan Israel. Tidak ada pilihan lain untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel selain berjihad.
[solihin: osolihin@gaulislam.com]

0 komentar:

Posting Komentar

 

About Me

Foto saya
Aq Afief , , Anagh Tulungagung , , I'm a Moslemmms , , Aq skull ne Man 3 Malang , , I want to be a Doctor , , Piiiss

. Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts